KOMENTAR PENULIS

blog ini di buat hanya untuk sharing sesuatu yang menurut penulis berguna untuk kita semua apabila ada masukan bisa hubungi saya di facebook,twitter thx .. :D

KOMENTAR PENULIS

blog ini di buat hanya untuk sharing sesuatu yang menurut penulis berguna untuk kita semua apabila ada masukan bisa hubungi saya di facebook,twitter thx .. :D

KOMENTAR PENULIS

blog ini di buat hanya untuk sharing sesuatu yang menurut penulis berguna untuk kita semua apabila ada masukan bisa hubungi saya di facebook,twitter thx .. :D

KOMENTAR PENULIS

blog ini di buat hanya untuk sharing sesuatu yang menurut penulis berguna untuk kita semua apabila ada masukan bisa hubungi saya di facebook,twitter thx .. :D

KOMENTAR PENULIS

blog ini di buat hanya untuk sharing sesuatu yang menurut penulis berguna untuk kita semua apabila ada masukan bisa hubungi saya di facebook,twitter thx .. :D

KOMENTAR PENULIS

blog ini di buat hanya untuk sharing sesuatu yang menurut penulis berguna untuk kita semua apabila ada masukan bisa hubungi saya di facebook,twitter thx .. :D

KOMENTAR PENULIS

blog ini di buat hanya untuk sharing sesuatu yang menurut penulis berguna untuk kita semua apabila ada masukan bisa hubungi saya di facebook,twitter thx .. :D

Monday, June 29, 2015

resi

Sunday, June 28, 2015

egpu

eGPU PE4L V2.1b #ForumKaskus http://www.kaskus.co.id/thread/555b461f54c07a196d8b457c

Wednesday, June 17, 2015

vga. pc di laptop

Tuesday, June 16, 2015

eGPU PE4L V2.1b #ForumKaskus http://www.kaskus.co.id/thread/555b461f54c07a196d8b457c

Wednesday, June 10, 2015

HASIL PRAKTEK KERJA LAPANG

                                                                            I.        HASIL PRAKTEK KERJA LAPANG

A.    Perawatan Tanaman Menghasilkan
1.    Penunasan (Prunning)
a.    Tujuan
Untuk memotong pelepah sawit sehingga mengurangi jumlah pelepah pada pokok sawit agar memudahkan proses  pemanenan dan mempercepat pertumbuhan pelepah baru.
b.    Dasar teori
Penunasan    adalah    kegiatan    pemotongan    pelepah   daun dengan menggunakan   dodos  atau  egrek,  dengan   rotasi  9  bulan sekali.   Pada   saat   penunasan    harus   diusahakan    sampai   batas songgo    sehingga  setelah    penunasan,    pelepah   daun   masih tersisa  48-  56 pelepah  untuk  tanaman  muda dan 40 -  48 pelepah untuk  tanaman   tua.  Bekas  tunasan   harus  dekat   dengan   pokok sawit (Pahan,  2008).
Pemangkasan (Prunning) pelepah pada tanaman kelapa sawit harus dilakukan, karena pelepah tidak mudah rontok, meskipun sudah tua atau kering, terkadang baru rontok setelah beberapa tahun (Vidanarko, 2011).
c.    Alat        : Dodos ukuran 12 dan 14 cm.
d.    Prosedur kerja
1)    Pembuatan Rencana Kerja Harian
2)    Persiapan alat dan bahan
3)    Kegiatan penunasan
a)    Menentukan pelepah yang akan dilakukan penunasan.
Syarat pelepah yang harus dilakukan penunasan adalah :
(1)  Tanaman belum menghasilkan 3, yang harus di benarkan adalah pembuangan pelepah kering.
(2)  Tanaman menghasilkan 1 – 2, yang di benarkan adalah pembuangan pelepah dibawah songgo 3 dengan jumlah pelepah 6 – 7 spiral, 48 –  56 pelepah.
(3)  Tanaman menghasilkan 3 – 6 yang di benarkan adalah pembuangan pelepah dibawah songgo 2 julah pelepah standar 5 – 6 spiral, 40 – 48 pelepah.
b)    Penempatan pelepah hasil tunasan dilakukan dengan beberapa cara dilihat dari topograpi lahan tersebut diantaranya yaitu :
(1)  Areal datar
Pelepah disusun dengan membentuk huruf “U” (U Shape) ,Bonggol pelepah ditempatkan menghadap rumpukan  (bukan menghadap pasar pikul).
(2)  Areal datar tanpa teras dan atau tapak kuda.
Pelepah diletakan di depan luar piringan pokok yang melintang kontur.
(3)  Areal dengan teras.
Pelepah diletakan diantara pokok dalam jalur pokok dalam terasan.


e.    Hasil yang di capai
Dalam mengikuti kegiatan penunasan mahasiswa mampu menyelesaikan 2 baris pasar pikul dan dalam melaksanakan kegiatan ini di dampingi oleh asisten panen, mandor, dan karyawan penunasan.
f.     Pembahasan
Penunasan merupakan kegiatan pemotongan pelepah yang sudah melebihi batas standar yang terdapat di Standard Operating Procedure perusahaan.
2.    Pemupukan NPK – 16 Menggunakan Sistem Pocket
a.    Tujuan
Pemberian unsur hara ke tanah sebagai pengganti unsur hara yang diserap oleh tanaman, adapun metode pemupukan secara pocket bertujuan agar pupuk tidak hanyut terbawa air hujan karena pupuk ini termasuk jenis pupuk slow realease.
b.    Dasar teori
Menurut Sastrosayono (2003), pemupukan di lapangan dilakukan atas rekomendasi pemupukan untuk areal tersebut. Rekomendasi pemupukan di sutu areal didasarkan pada analisis daun dan tanah, hasil pengamatan di lapangan, potensi produksi, pelaksanaan pemupukan sebelumnya, serta hasil percobaan pemupukan pada tanaman kelapa sawit. Tingkat kritis unsur-unsur hara dalam analisis daun (berdasarkan berat kering daun) adalah N sebesar 2,70%. P sebesar 0.15%, K sebesar 1,00%. Jika hasil analisis kurang dari level tersebut, tanaman harus dipupuk. Semakin jauh kurangnya, semakin tinggi dosis pupuk yang harus diberikan.
c.    Alat dan bahan
Alat yang digumakan adalah : Cados, ember plastik (ukuran 12,5 kg atau bekas jerigen chemis), tali gendong, gelas takaran. Dan bahan yang digunakan adalah pupuk NPK – 16.
d.    Prosedur kerja
1)    Persiapan areal pemupukan
Menentukan blok pemupukan, memastikan kondisi lapangan bersih baik piringan ataupun gawangan.
2)    Pembuatan Rencana Kerja Harian.
3)    Apel pagi dilakukan pada pukul 05.00 - 06.00
4)    Kegiatan pemupukan di areal pemupukan.
a)    Pengeceran pupuk dilakukan oleh tim ecer dan menempatkan pupuk di areal Collection Road, serta di ecer ke pasar tengah.
b)    Masing – masing penabur mengambil pupuk dari karung pupuk yang telah di buka.
c)    Aplikasi pupuk NPK – 16 (Palmo) dilakukan pada piringan dengan cara di tugal / pocket membentuk persegi dengan jarak dari poko 1 m – 1,5 m.
d)    Dosis pemupukan per – lubang atau per – pokok tanaman sawit adalah 250 gram per – lubang atau 1 Kg per – pokok sawit.

e.    Hasil yang dicapai
Dalam melakukan kegiatan pemupukan NPK – 16 mahasiswa mampu menghabiskan pupuk sebanyak 16 karung dengan berat 25 Kg untuk 400 pokok sawit. Untuk target pemupukan adalah 60 karung pupuk untuk satu blok.
f.     Pembahasan
Pekerjaan pemupukan NPK-16 di PT. Sawit Sukses Sejahtera sudah dilaksanakan sesuai dengan standard operating procedure perusahaan.
3.    Aplikasi janjang kosong (jangkos)
a.    Tujuan
Untuk memanfaatkan kembali limbah padat (janjangan kosong) dari olahan pabrik ke lapangan sebagai tambahan pupuk, Sebagai penahan erosi tanah di areal miring, menjadi mulsa pada tanaman kelapa sawit, dan sebagai penghematan biaya pemupukan.
b.    Dasar teori
pemupukan jangkos dapat dilakukan sesuai permintaan lapangan, dimana dalam luas areal tersebut berapa banyak pupuk organik atau janjang kosong yang dibutuhkan. Dalam pemupukan ini terdapat unsur- unsur hara yang dapat membantu penyuburan tanah (Sastrosayono, 2003)
c.    Alat dan bahan
Alat yang digunakan adalah : Gancu, tojok, angkong, parang. Sedangkan bahan yang digunakan adalah : limbah jangkos
d.    Prosedur kerja
1)    Menentukan blok yang akan dilakukan aplikasi janjang kosong (jangkos).
2)    Melangsir jangkos dari pabrik menggunakan dump truck ketempat areal yang sudah dilakukang pemancangan. 
3)    Pancang titik antara baris sawit denga ukuran 3 x 4 m dengan mengunakan mal kayu.
4)    Melangsir jangkos denga menggunakan angkong ke titik yang telah di buat. Penyusunan jangkos pada titik aplikasi diakukan hanya 1 lapis.
5)    Janjang kosong disusun merata dengan menggunakan gancu.
e.    Hasil yang di capai
Mahasiswa dalam melakukan kegiatan pemupukan organik (Jangkos) mampu mengaplikasikan jangkos sebanyak 6 titik aplikasi dalam dua barisan kelapa sawit. Pemupukan dilakuan sehari setelah jangkos dikirim dari Pabrik Kelapa Sawit.
f.     Pembahasan
Pekerjaan aplikasi jangkos di PT. Sawit Sukses Sejahtera sudah sesuai dengan standard operating procedure perusahaan.
4.    Pemupukan Borat Dengan Menggunakan Sistem Tabur
a.    Tujuan
Untuk menambah unsur hara boron (B) kedalam tanah agar sesuai dengan kebutuhan tanaman.


b.    Dasar teori
pemupukan adalah salah satu cara pemberian atau penambahan zat-zat kepada tanaman atau unsur hara yang tidak cukup terkandung di dalam tanah. Tingi rendah kenaikan hasil dari pemupukan dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain jenis tanaman yang ditanam, keadan tanah, keadan iklim, dan teknik dalam melakukan pemupukan. Selanjutnya pemupukan secara efektif dan efesien tergantung pada jenis pupuk, dosis pupuk, metode, dan waktu pemberian pupuk (Sutedjo 2002).
Prinsip utama dalam penaburan (aplikasi) pupuk adalah bawa pemberian pupuk pada setiap pupuk harus sesuai dengan dosis yang telah ditentukan dalam buku rekomendasi   pemupukan (Fauzi, dkk, 2012).
c.    Alat dan bahan
Alat  yang digunakan adalah : Ember plastik (ukuran 12,5 kg), tali gendong, sendok yang ukurannya sesuai dengan dosis. Sedangkan bahan yan digunakan adalah pupuk borat
d.    Prosedur keja
1)    Persiapan areal pemupukan
Menentukan areal / blok pemupukan, memastikan kondisi dalam keadaan bersih baik piringan ataupun gawangan.
2)    Pembuatan Rencana Kerja Harian
3)    Persiapan alat dan bahan
4)    Kegiatan di areal pemupukan
a)    Pengeceran pupuk dilakukan oleh tim ecer dan menempatkan pupuk di areal colection road.
b)    Masing- masing penabu mengambil pupuk dari karung pupuk yang telah dibuka.
c)    Aplikasi pupuk/borat dilakukan di piringan pada semua umur tanaman dengan cara ditabur.
d)    dosis pupuk borat untuk satu pokok tanam kelapa sawit adalah 50 gram.
e.    Hasil yang di capai
Dari kegiatan yang telah dilakukan diperoleh hasil kerja 24 baris pokok sawit dengan jumlah pokok per – barisnya sebanyak 17 pokok. untuk satu karyawan di wajibkan menghabiskan 2 karung pupuk borat dengan berat 20 kg.
f.     Pembahasan
Pekerjaan pemupukan borat di PT. Sawit Sukses Sejahtera belum sesuai dengan standard oprating procedur (SOP) perusahaan. Karena dalam kegiatan pemupukan dilapangan karyawan belum mengerjakan dengan baik sesuai dengan SOP, misalnya saja dosis yang diberikan tidak tepat, serta kurangnya pengawasan di lapangan yang menyebabkan tidak maksimalnya kegiatan pemupukan.
5.    Pengendalian gulma di piringan
a.    Tujuan
Pengendalian gulma secara kimia (chemis) bertujuan untuk memberantas gulma, sehingga tidak terjadi adanya persaingan unsur hara, dan juga mencegah gulma sebagai  inang dari hama dan penyakit.
b.    Dasar teori
kehadiran gulma di perkebunan kelapa sawit dapat menurunkan produksi akibat bersaing dalam pengambilan air, hara, sinar matahari, dan ruang hidup. Gulma juga dapat menurunkan mutu produksi akibat terkontaminasi oleh bagian gulma, mengganggu pertumbuhan tanaman, menjadi inang bagi hama, mengganggu tata guna air, dan meningkatkan biaya pemeliharaan (Pahan, 2008)
c.    Alat dan bahan
Alat yang digunakan adalah : Knap sack, celemek, ember, gelas ukur, masker, kacamata. Sedangkan bahan yang digunakan adalah Herbisida jenis Gramoxone dan air.
d.    Prosedur kerja
1)    Pembuatan rencana kerja harian (RKH)
2)    Persiapan alat dan bahan
3)    Kariawan semprot dibawa kelapangan sesuai RKH
4)    Pelaksanaan semprot
a)     Pengisian tangki air dilakukan oleh sopir atau supervisi
b)     Asisten chemis memeriksa kondisi gulma di blok yang akan di semprot dan menentukan racun yang akan dibawa kelapangan.
c)     Arean yang disemprot adalah piringan dan gawangan
5)    Setelah selesai pekerjaan semprot, mandor wajib melaporkan pemakaian hebisida, luas yang telah di semprot dan output per hari kerja kepada kerani divisi.
e.    Hasil yang di capai
Dari kegiatan pengendalian gulma secara chemis  mahasiswa mampu menyelesikan dua knapsack atau solo sprayer dengan menggunakan VLV 100 dan VLV 200 selama 1 jam kerja. Penyemprotan dilakukan pada pringan. Kegiatan penyemprotan di awasi oleh asisten perawatan.
f.     Pembahasan
Pekerjaan Pengendalian gulma secara kimia di PT. Sawit Sukses Sejahtera sudah sesuai dengan standard operating procedure perusahaan.
B.   Panen dan transportasi TBS (Kegiatan sebelum panen)
1.    Pembuatan Tempat Pengumpulan Hasil (TPH)
a.    Tujuan
Untuk mempersiapkan tempat pengumpulan hasil panen, sehingga memudahkan pemanen menyusun hasil panen, memudahkan penghitungan janjang oleh krani panen dan memudahkan pengangkutan buah ke pabrik.
b.    Dasar teori
Menurut (Sunarko, 2009) tempat pengumpulan hasil (TPH) yaitu tempat yang digunakan untuk meletakkan dan menyusun buah hasil dari pemanenan, biasanya dalam 3 pasar pikul terdapat 1 TPH yang letaknya didepan jalur pokok yang berada di pinggir jalan koleksi. Pembuatan tempat pengumpulan hasil (TPH) dilakukan dengan cara meratakan tanah yang akan dibuat TPH, dan berbentuk persegi panjang.
c.    Alat dan bahan
Alat yang digunakan adalah : Cangkul, meteran, patok kayu, gergaji, kuas. Sedangkan bahan yng digunakan adalah cat.
d.    Prosedur kerja
1)    Menetapkan pembuatan awal tempat pengumpulan hasil TPH dari arah timur ke barat.
2)    Tempat pengumpulan hasil dibuat di antara dua pasar pikul dan letaknya di pasar mati.
3)    Ukuran TPH yang digunakan adalah 4 m x 7 m.
4)    Tempat pengumpulan hasil dibuat lebih tinggi dari paritan yang berada di sekitar TPH.
5)    Untuk memudahkan pengangkutan buah ke TPH maka dibuat pasar kumis di ujung TPH diantara pasar pikul.
6)    Tempat pengumpulan hasil yang dibuat harus dalam kondisi bersih dari gulma.
7)    Pembuatan patok sebagai tanda untuk TPH tersebut.
e.    Hasil yang di capai
Dalam kegiatan  pembuatan TPH didapatkan hasil kerja 10 TPH dalam 7 jam kerja.
f.     Pembahasan
Pekerjaan pembuatan TPH di PT. Sawit Sukses Sejahtera sudah sesuai dengan standard operating procedure perusahaan.
2.    Pemasangan Titi Panen
a.    Tujuan
Membuat jalan yang menghubungkan tempat pengumpulan hasil  (TPH) dengan blok yang di batasi oleh parit sehingga mempermudah pengangkutan buah dari pasar pikul ke TPH.
b.    Dasar teori      
Titi panen merupakan titian yang di buat sebagai jalan untuk menyerang parit dari jalan collection menuju ke dalam blok. Titi panen ini hanya di gunakan pada kondisi lahan yang antara pasar pikul dan TPH terpisahkan oleh parit. Titi panen ini biasanya digunakan pada kondisi lahan low land, titi panen ini biasa di letakan pada setiap pasar pikul yang terpisahkan oleh parit (Anonim, 2011)
c.    Alat
Alat yang digunakan adalah : Cangkul, parang, gergaji, palu, kayu (bengkirai dan ulin). Sedangkan bahan yang digunakan adalah paku.
d.    Prosedur kerja
1)    Survey blok pemasangan titi panen.
2)    Pembuatan Rencana Kerja Harian.
3)    Apel pagi dilaksanakan pada pukul 05.00 s/d 06.00 yang dihadiri oleh asisten rawat, mandor 1 rawat, mandor rawat, dan karyawan rawat.
4)    Persiapan alat dan bahan.
5)    Kegiatan pemasangan titi panen pada titik-titik areal blok yang telah dilakukan survey sebelumnya.
6)    Titi panen di pasang pada blok yang memiliki faktor pembatas yang mempengaruhi kegiatan panen seperti blok yang memiliki paritan dan blok yang memiliki topografi lahan kurang baik.
e.    Hasil yang di capai
Dalam kegiatan pengenalan titi panen yang di jelaskan oleh mandor 1 panen dan di awasi oleh asisten panen mahasiswa mampu memahami fungsi dari titi panen.
f.     Pembahasan
Pekerjaan penunasan di PT. Sawit Sukses Sejahtera belum sesuai dengan standard operating procedure perusahaan. Karena titi panen yang diterapkan di lahan masih ada yang tidak layak. Misalnya kayu  yang digunakan ada yang terlalu kecil, pecah, dan dalam instalasi nya tidak di ikat atau di kunci sehingga apabila terjadi luapan air bisa larut terbawa arus air.
3.    Sensus  produksi
a.    Tujuan
Untuk mendata jumlah buah pada pada blok yang akan dilakukan kegiatan panen.
b.    Dasar teori
Sensus  produksi  terdiri  dari  sensus  produksi  empat  bulanan,  sensus produksi bulanan dan sensus produksi harian. Sensus produksi empat bulanan dilakukan dengan cara menghitung seluruh buah yang ada. Sensus dilaksanakan pada  minggu  ke-IV  pada  bulan  Desember,  April,  dan  Agustus  setiap  tahun. Sensus empat bulan digunakan untuk menghitung taksasi   produksi, kebutuhan pemanen dan transportasi  empat bulan ke depan.
Sensus produksi bulanan dilakukan dengan menghitung kembali buah-buah  merah  yang  akan  dipanen  bulan  depan.  Pelaksanaan  taksasi  bulanan dilakukan  setiap  bulan  minggu  ke-IV.  Sensus  bulanan  ini  akan  mengoreksi proporsi bulanan hasil sensus empat bulan. Sensus produksi harian dilakukan oleh mandor  1 untuk menghitung   produksi ke-esokan harinya berdasarkan kriteria buah masak. Sensus harian dipergunakan untuk mengatur tenaga pemanen dan transportasi. Pelaksanaan sensus   produksi harian dilakukan satu hari sebelum panen (Anonim, 2008).
c.    Alat dan bahan
Alat yang digunakan adalah : Alat tulis (bolpoin atau pensil). Sedangkan bahan yang digunakan adalah kertas tabel sensus.
d.    Prosedur kerja
1)    Menentukan blok yang akan dilakukan sensus produksi.
2)    Penentuan pengambilan data sensus di ambil dari beberapa pasar pikul yang telah ditentukan sebelumnya.
3)    Pengamatan buah dilakukan dengan kriteria sebagai : buah kopi, buah hitam, buah merah.
4)    Menghitung jumlah buah dalam 1 pokok, baik itu buah kopi, buah hitam, maupun buah merah.
5)    Menghitung jumlah keseluruhan buah dan total poko yang ada dalam satu pasar pikul.
e.    Hasil yang di capai
Dalam melaksanakan kegiatan sensus produksi didapat hasil 2 afdeling, 1 afdeling terdiri dari 18 blok. Mahasiswa mampu menyelesaikan kegiatan sensus selama 6 hari kerja.
f.     Pembahasan
Pekerjaan sensus produksi di PT. Sawit Sukses Sejahtera sudah sesuai dengan standard operating procedure perusahaan.
4.    Pengambilan Sample Daun
a.    Tujuan
Untuk mengambil sample daun sawit yang kemudian dibawa ke lab untuk di uji agar didapat rekomendasi pemupukan.
b.    Dasar teori
Pengambilan contoh daun dilakukan untuk mendapatkan rekomendasi pemupukan pada tanaman kelapa sawit yang telah menghasilkan. Pengambilan contoh daun dinyatakan dalam kesatuan contoh daun, yaiut luas areal tertentu yang digunakan sebagai tempat pengambilan contoh daun.
c.    Alat dan bahan
Alat yang digunakan terdiri dari : parang, kantung pelastik. Sedangkan bahan yang gunakan adalah sample daun.
d.    Prosedur kerja
1)    Waktu kegiatan pengambilan sample daun
a)    Pagi hari :Jam 06.30 – 12.00 Wib,tidak dibenarkan sore hari.
b)    Apabila malam hujan > 20 mm, pengambila sample daun ditunda besok hari.
c)    Apabila kegiatan pengambila sample daun sedang berjalan terjadi hujan,ditunda sampai berhenti dan bintik-bintik hujan tidak ada lagi.
2)    Penentuan pokok sample
a)    Jumlah sample 33 – 36 pokok tiap blok.
b)    Penetapan pokok tergantung system (misalnya :12 X 12, tiap 12 pokok dalam barisan, dan tiap 12 baris ).
c)    Mulai diambil pokok  ke -3 setiap masuk barisan.
d)    Kondisi pokok sample relatif sama denga kondisi tanaman di blok tersebut (mewakili rata-rata).
3)    Menentukan pelepah ke 17
a)    Cari pelepah 1: yaitu pelepah paling muda ,yang anak daunnya sudah membuka 100 % (sempurna).
b)    Berdiri di belakang /punggung pelepah 1 tersebut.
c)    Perhatikan arah lingkar spiral / susunan pelepah (spiral kiri/kanan).
d)    Dibwah pelepah 1 ada pelepah 9.
e)    Dibawah pelepah 9 ada pelepah 17 (pelepah yang diambil).
f)     Pelepah 1,9 dan 17, membentuk satu urutan lingkar spiral


4)    Pengamanan sample daun
a)    Daun disimpan dalam kantong plastik yang bersih dan diberi label.
b)    Tidak boleh terkena tanah , kotoran /debu dan pupuk.
c)    Tidak boleh terkena  sinar matahari langsung.
d)    Tidak boleh terkena keringat,asap rokok.
e.    Hasil yang di capai
Dari hasil kegiatan pengambila sample daun  mahasiswa dan karyawan research and development (R&D) mampu menyelesaikan kegiatan dalam satu blok selama satu hari kerja. Hasil yang di dapatkan dari kegiatan ini adalah sampel daun.
f.     Pembahasan
Pekerjaan pengambilan sample daun di PT. Sawit Sukses Sejahtera sudah sesuai dengan standard operating procedure