Monday, June 29, 2015
Sunday, June 28, 2015
Wednesday, June 17, 2015
Tuesday, June 16, 2015
Wednesday, June 10, 2015
HASIL PRAKTEK KERJA LAPANG
I.
HASIL PRAKTEK KERJA LAPANG
A. Perawatan
Tanaman Menghasilkan
1.
Penunasan (Prunning)
a. Tujuan
Untuk memotong pelepah sawit sehingga mengurangi jumlah pelepah
pada pokok sawit agar memudahkan proses
pemanenan dan mempercepat pertumbuhan pelepah baru.
b. Dasar
teori
Penunasan adalah
kegiatan pemotongan pelepah
daun dengan menggunakan dodos
atau
egrek,
dengan rotasi 9 bulan sekali. Pada
saat penunasan harus
diusahakan sampai batas songgo 2
sehingga setelah penunasan,
pelepah
daun
masih tersisa 48- 56 pelepah
untuk tanaman muda
dan 40 - 48 pelepah
untuk tanaman
tua. Bekas tunasan
harus dekat
dengan pokok sawit (Pahan,
2008).
Pemangkasan (Prunning) pelepah pada tanaman kelapa
sawit harus dilakukan, karena pelepah tidak mudah rontok, meskipun sudah tua
atau kering, terkadang baru rontok setelah beberapa tahun (Vidanarko, 2011).
c. Alat : Dodos ukuran 12 dan 14 cm.
d. Prosedur
kerja
1)
Pembuatan
Rencana Kerja Harian
2)
Persiapan
alat dan bahan
3)
Kegiatan
penunasan
a)
Menentukan
pelepah yang akan dilakukan penunasan.
Syarat
pelepah yang harus dilakukan penunasan adalah :
(1) Tanaman belum menghasilkan 3, yang
harus di benarkan adalah pembuangan pelepah kering.
(2) Tanaman menghasilkan 1 – 2, yang di
benarkan adalah pembuangan pelepah dibawah songgo 3 dengan jumlah pelepah 6 – 7
spiral, 48 – 56 pelepah.
(3) Tanaman menghasilkan 3 – 6 yang di
benarkan adalah pembuangan pelepah dibawah songgo 2 julah pelepah standar 5 – 6
spiral, 40 – 48 pelepah.
b)
Penempatan
pelepah hasil tunasan dilakukan dengan beberapa cara dilihat dari topograpi
lahan tersebut diantaranya yaitu :
(1) Areal datar
Pelepah
disusun dengan membentuk huruf “U” (U Shape) ,Bonggol pelepah ditempatkan
menghadap rumpukan (bukan menghadap
pasar pikul).
(2) Areal datar tanpa teras dan atau tapak
kuda.
Pelepah
diletakan di depan luar piringan pokok yang melintang kontur.
(3) Areal dengan teras.
Pelepah
diletakan diantara pokok dalam jalur pokok dalam terasan.
e. Hasil
yang di capai
Dalam mengikuti kegiatan penunasan mahasiswa mampu
menyelesaikan 2 baris pasar pikul dan dalam melaksanakan kegiatan ini di
dampingi oleh asisten panen, mandor, dan karyawan penunasan.
f. Pembahasan
Penunasan merupakan kegiatan pemotongan pelepah yang
sudah melebihi batas standar yang terdapat di Standard Operating Procedure perusahaan.
2. Pemupukan
NPK – 16 Menggunakan Sistem Pocket
a. Tujuan
Pemberian unsur hara ke tanah sebagai pengganti unsur hara
yang diserap oleh tanaman, adapun metode pemupukan secara pocket bertujuan agar
pupuk tidak hanyut terbawa air hujan karena pupuk ini termasuk jenis pupuk slow realease.
b. Dasar
teori
Menurut
Sastrosayono (2003), pemupukan di lapangan dilakukan atas rekomendasi
pemupukan untuk areal tersebut. Rekomendasi pemupukan di sutu areal didasarkan
pada analisis daun dan tanah, hasil pengamatan di lapangan, potensi produksi,
pelaksanaan pemupukan sebelumnya, serta hasil percobaan pemupukan pada tanaman
kelapa sawit. Tingkat kritis unsur-unsur
hara dalam analisis daun (berdasarkan berat kering daun) adalah N sebesar
2,70%. P sebesar 0.15%, K sebesar 1,00%. Jika hasil analisis kurang dari level
tersebut, tanaman harus dipupuk. Semakin jauh kurangnya, semakin tinggi dosis
pupuk yang harus diberikan.
c. Alat
dan bahan
Alat yang digumakan adalah : Cados,
ember plastik (ukuran 12,5 kg atau bekas jerigen chemis), tali gendong, gelas
takaran. Dan bahan yang digunakan adalah pupuk NPK – 16.
d. Prosedur
kerja
1)
Persiapan
areal pemupukan
Menentukan
blok pemupukan, memastikan kondisi lapangan bersih baik piringan ataupun
gawangan.
2)
Pembuatan
Rencana Kerja Harian.
3)
Apel
pagi dilakukan pada pukul 05.00 - 06.00
4)
Kegiatan
pemupukan di areal pemupukan.
a)
Pengeceran
pupuk dilakukan oleh tim ecer dan menempatkan pupuk di areal Collection Road, serta di ecer ke pasar
tengah.
b)
Masing
– masing penabur mengambil pupuk dari karung pupuk yang telah di buka.
c)
Aplikasi
pupuk NPK – 16 (Palmo) dilakukan pada
piringan dengan cara di tugal / pocket membentuk persegi dengan jarak dari poko
1 m – 1,5 m.
d)
Dosis
pemupukan per – lubang atau per – pokok tanaman sawit adalah 250 gram per –
lubang atau 1 Kg per – pokok sawit.
e. Hasil
yang dicapai
Dalam melakukan kegiatan pemupukan NPK – 16 mahasiswa
mampu menghabiskan pupuk sebanyak 16 karung dengan berat 25 Kg untuk 400 pokok
sawit. Untuk target pemupukan adalah 60 karung pupuk untuk satu blok.
f. Pembahasan
Pekerjaan pemupukan NPK-16 di PT. Sawit Sukses Sejahtera
sudah dilaksanakan sesuai dengan standard
operating procedure perusahaan.
3. Aplikasi
janjang
kosong (jangkos)
a. Tujuan
Untuk memanfaatkan
kembali limbah padat (janjangan kosong) dari olahan pabrik ke lapangan sebagai
tambahan pupuk, Sebagai penahan erosi tanah di areal miring, menjadi mulsa pada
tanaman kelapa sawit, dan sebagai penghematan biaya pemupukan.
b.
Dasar teori
pemupukan jangkos dapat
dilakukan sesuai permintaan lapangan, dimana dalam luas areal tersebut berapa
banyak pupuk organik atau janjang kosong yang dibutuhkan. Dalam pemupukan ini
terdapat unsur- unsur hara yang dapat membantu penyuburan tanah (Sastrosayono,
2003)
c. Alat
dan bahan
Alat yang digunakan adalah : Gancu, tojok, angkong,
parang. Sedangkan bahan yang digunakan adalah : limbah jangkos
d. Prosedur
kerja
1)
Menentukan
blok yang akan dilakukan aplikasi janjang kosong (jangkos).
2)
Melangsir
jangkos dari pabrik menggunakan dump truck ketempat areal yang sudah dilakukang
pemancangan.
3)
Pancang
titik antara baris sawit denga ukuran 3 x 4 m dengan mengunakan mal kayu.
4)
Melangsir
jangkos denga menggunakan angkong ke titik yang telah di buat. Penyusunan
jangkos pada titik aplikasi diakukan hanya 1 lapis.
5)
Janjang
kosong disusun merata dengan menggunakan gancu.
e. Hasil
yang di capai
Mahasiswa dalam melakukan kegiatan pemupukan organik (Jangkos) mampu mengaplikasikan jangkos
sebanyak 6 titik aplikasi dalam dua barisan kelapa sawit. Pemupukan dilakuan
sehari setelah jangkos dikirim dari Pabrik Kelapa Sawit.
f. Pembahasan
Pekerjaan aplikasi jangkos di PT. Sawit Sukses Sejahtera
sudah sesuai dengan standard operating
procedure perusahaan.
4. Pemupukan
Borat Dengan Menggunakan Sistem Tabur
a. Tujuan
Untuk menambah unsur hara boron (B) kedalam tanah agar sesuai
dengan kebutuhan tanaman.
b. Dasar
teori
pemupukan adalah salah satu cara pemberian atau
penambahan zat-zat kepada tanaman atau unsur hara yang tidak cukup terkandung
di dalam tanah. Tingi rendah kenaikan hasil dari pemupukan dipengaruhi oleh
berbagai faktor antara lain jenis tanaman yang ditanam, keadan tanah, keadan
iklim, dan teknik dalam melakukan pemupukan. Selanjutnya pemupukan secara
efektif dan efesien tergantung pada jenis pupuk, dosis pupuk, metode, dan waktu
pemberian pupuk (Sutedjo 2002).
Prinsip utama dalam penaburan (aplikasi) pupuk adalah
bawa pemberian pupuk pada setiap pupuk harus sesuai dengan dosis yang telah
ditentukan dalam buku rekomendasi pemupukan
(Fauzi, dkk, 2012).
c. Alat
dan bahan
Alat yang
digunakan adalah : Ember plastik (ukuran 12,5 kg), tali gendong, sendok yang
ukurannya sesuai dengan dosis. Sedangkan bahan yan digunakan adalah pupuk borat
d. Prosedur
keja
1)
Persiapan
areal pemupukan
Menentukan
areal / blok pemupukan, memastikan kondisi dalam keadaan bersih baik piringan
ataupun gawangan.
2)
Pembuatan
Rencana Kerja Harian
3)
Persiapan
alat dan bahan
4)
Kegiatan
di areal pemupukan
a)
Pengeceran
pupuk dilakukan oleh tim ecer dan menempatkan pupuk di areal colection road.
b)
Masing-
masing penabu mengambil pupuk dari karung pupuk yang telah dibuka.
c)
Aplikasi
pupuk/borat dilakukan di piringan pada semua umur tanaman dengan cara ditabur.
d)
dosis
pupuk borat untuk satu pokok tanam kelapa sawit adalah 50 gram.
e. Hasil
yang di capai
Dari kegiatan yang telah dilakukan diperoleh hasil kerja
24 baris pokok sawit dengan jumlah pokok per – barisnya sebanyak 17 pokok.
untuk satu karyawan di wajibkan menghabiskan 2 karung pupuk borat dengan berat
20 kg.
f. Pembahasan
Pekerjaan pemupukan borat di PT. Sawit Sukses Sejahtera
belum sesuai dengan standard oprating
procedur (SOP) perusahaan. Karena dalam kegiatan pemupukan dilapangan
karyawan belum mengerjakan dengan baik sesuai dengan SOP, misalnya saja dosis
yang diberikan tidak tepat, serta kurangnya pengawasan di lapangan yang
menyebabkan tidak maksimalnya kegiatan pemupukan.
5. Pengendalian
gulma di piringan
a. Tujuan
Pengendalian gulma secara kimia (chemis) bertujuan untuk memberantas gulma, sehingga tidak terjadi adanya
persaingan unsur hara, dan juga mencegah gulma sebagai inang dari hama dan penyakit.
b. Dasar
teori
kehadiran gulma di perkebunan kelapa sawit dapat
menurunkan produksi akibat bersaing dalam pengambilan air, hara, sinar
matahari, dan ruang hidup. Gulma juga dapat menurunkan mutu produksi akibat terkontaminasi
oleh bagian gulma, mengganggu pertumbuhan tanaman, menjadi inang bagi hama,
mengganggu tata guna air, dan meningkatkan biaya pemeliharaan (Pahan, 2008)
c. Alat
dan bahan
Alat yang digunakan adalah : Knap sack, celemek, ember,
gelas ukur, masker, kacamata. Sedangkan bahan yang digunakan adalah Herbisida jenis Gramoxone dan air.
d. Prosedur
kerja
1)
Pembuatan
rencana kerja harian (RKH)
2)
Persiapan
alat dan bahan
3)
Kariawan
semprot dibawa kelapangan sesuai RKH
4)
Pelaksanaan
semprot
a)
Pengisian
tangki air dilakukan oleh sopir atau supervisi
b)
Asisten
chemis memeriksa kondisi gulma di blok yang akan di semprot dan menentukan
racun yang akan dibawa kelapangan.
c)
Arean
yang disemprot adalah piringan dan gawangan
5)
Setelah
selesai pekerjaan semprot, mandor wajib melaporkan pemakaian hebisida, luas
yang telah di semprot dan output per hari kerja kepada kerani divisi.
e. Hasil
yang di capai
Dari kegiatan pengendalian gulma secara chemis mahasiswa mampu menyelesikan dua knapsack
atau solo sprayer dengan menggunakan VLV 100 dan VLV 200 selama 1 jam kerja. Penyemprotan
dilakukan pada pringan. Kegiatan penyemprotan di awasi oleh asisten perawatan.
f. Pembahasan
Pekerjaan Pengendalian gulma secara kimia di PT. Sawit
Sukses Sejahtera sudah sesuai dengan standard
operating procedure perusahaan.
B. Panen
dan transportasi TBS (Kegiatan sebelum panen)
1. Pembuatan
Tempat Pengumpulan Hasil (TPH)
a. Tujuan
Untuk
mempersiapkan tempat pengumpulan hasil panen, sehingga memudahkan pemanen
menyusun hasil panen, memudahkan penghitungan janjang oleh krani panen dan
memudahkan pengangkutan buah ke pabrik.
b. Dasar
teori
Menurut (Sunarko,
2009) tempat pengumpulan hasil (TPH) yaitu tempat yang digunakan untuk
meletakkan dan menyusun buah hasil dari pemanenan, biasanya dalam 3 pasar pikul
terdapat 1 TPH yang letaknya didepan jalur pokok yang berada di pinggir jalan
koleksi. Pembuatan tempat pengumpulan hasil (TPH) dilakukan dengan cara
meratakan tanah yang akan dibuat TPH, dan berbentuk persegi panjang.
c. Alat
dan bahan
Alat yang digunakan adalah : Cangkul, meteran, patok
kayu, gergaji, kuas. Sedangkan bahan yng digunakan adalah cat.
d. Prosedur
kerja
1)
Menetapkan
pembuatan awal tempat pengumpulan hasil TPH dari arah timur ke barat.
2)
Tempat
pengumpulan hasil dibuat di antara dua pasar pikul dan letaknya di pasar mati.
3)
Ukuran
TPH yang digunakan adalah 4 m x 7 m.
4)
Tempat
pengumpulan hasil dibuat lebih tinggi dari paritan yang berada di sekitar TPH.
5)
Untuk
memudahkan pengangkutan buah ke TPH maka dibuat pasar kumis di ujung TPH
diantara pasar pikul.
6)
Tempat
pengumpulan hasil yang dibuat harus dalam kondisi bersih dari gulma.
7)
Pembuatan
patok sebagai tanda untuk TPH tersebut.
e. Hasil
yang di capai
Dalam kegiatan pembuatan TPH didapatkan hasil kerja 10 TPH
dalam 7 jam kerja.
f. Pembahasan
Pekerjaan pembuatan TPH di PT. Sawit Sukses Sejahtera
sudah sesuai dengan standard operating
procedure perusahaan.
2. Pemasangan
Titi Panen
a. Tujuan
Membuat
jalan yang menghubungkan tempat pengumpulan hasil (TPH) dengan blok yang di batasi oleh parit
sehingga mempermudah pengangkutan buah dari pasar pikul ke TPH.
b. Dasar
teori
Titi panen merupakan titian yang di buat sebagai jalan
untuk menyerang parit dari jalan collection menuju ke dalam blok. Titi panen
ini hanya di gunakan pada kondisi lahan yang antara pasar pikul dan TPH
terpisahkan oleh parit. Titi panen ini biasanya digunakan pada kondisi lahan
low land, titi panen ini biasa di letakan pada setiap pasar pikul yang
terpisahkan oleh parit (Anonim, 2011)
c. Alat
Alat yang digunakan adalah : Cangkul, parang, gergaji,
palu, kayu (bengkirai dan ulin). Sedangkan bahan yang digunakan adalah paku.
d. Prosedur
kerja
1)
Survey
blok pemasangan titi panen.
2)
Pembuatan
Rencana Kerja Harian.
3)
Apel
pagi dilaksanakan pada pukul 05.00 s/d 06.00 yang dihadiri oleh asisten rawat,
mandor 1 rawat, mandor rawat, dan karyawan rawat.
4)
Persiapan
alat dan bahan.
5)
Kegiatan
pemasangan titi panen pada titik-titik areal blok yang telah dilakukan survey
sebelumnya.
6)
Titi
panen di pasang pada blok yang memiliki faktor pembatas yang mempengaruhi
kegiatan panen seperti blok yang memiliki paritan dan blok yang memiliki
topografi lahan kurang baik.
e. Hasil
yang di capai
Dalam kegiatan pengenalan titi panen yang di jelaskan
oleh mandor 1 panen dan di awasi oleh asisten panen mahasiswa mampu memahami
fungsi dari titi panen.
f. Pembahasan
Pekerjaan penunasan di PT. Sawit Sukses Sejahtera belum
sesuai dengan standard operating procedure
perusahaan. Karena titi panen yang diterapkan di lahan masih ada yang tidak
layak. Misalnya kayu yang digunakan ada
yang terlalu kecil, pecah, dan dalam instalasi nya tidak di ikat atau di kunci
sehingga apabila terjadi luapan air bisa larut terbawa arus air.
3. Sensus produksi
a. Tujuan
Untuk mendata jumlah buah pada pada blok yang akan
dilakukan kegiatan panen.
b. Dasar
teori
Sensus
produksi terdiri dari
sensus produksi empat
bulanan, sensus produksi bulanan
dan sensus produksi harian. Sensus produksi empat bulanan dilakukan dengan cara
menghitung seluruh buah yang ada. Sensus dilaksanakan pada minggu
ke-IV pada bulan
Desember, April, dan
Agustus setiap tahun. Sensus empat bulan digunakan untuk
menghitung taksasi produksi, kebutuhan
pemanen dan transportasi empat bulan ke
depan.
Sensus produksi bulanan dilakukan dengan menghitung
kembali buah-buah merah yang
akan dipanen bulan
depan. Pelaksanaan taksasi
bulanan dilakukan setiap bulan
minggu ke-IV. Sensus
bulanan ini akan
mengoreksi proporsi bulanan hasil sensus empat bulan. Sensus produksi
harian dilakukan oleh mandor 1 untuk
menghitung produksi ke-esokan harinya
berdasarkan kriteria buah masak. Sensus harian dipergunakan untuk mengatur
tenaga pemanen dan transportasi. Pelaksanaan sensus produksi harian dilakukan satu hari sebelum
panen (Anonim, 2008).
c. Alat
dan bahan
Alat yang digunakan adalah : Alat tulis (bolpoin atau
pensil). Sedangkan bahan yang digunakan adalah kertas tabel sensus.
d. Prosedur
kerja
1)
Menentukan
blok yang akan dilakukan sensus produksi.
2)
Penentuan
pengambilan data sensus di ambil dari beberapa pasar pikul yang telah ditentukan
sebelumnya.
3)
Pengamatan
buah dilakukan dengan kriteria sebagai : buah kopi, buah hitam, buah merah.
4)
Menghitung
jumlah buah dalam 1 pokok, baik itu buah kopi, buah hitam, maupun buah merah.
5)
Menghitung
jumlah keseluruhan buah dan total poko yang ada dalam satu pasar pikul.
e. Hasil
yang di capai
Dalam melaksanakan kegiatan sensus produksi didapat hasil
2 afdeling, 1 afdeling terdiri dari 18 blok. Mahasiswa mampu menyelesaikan
kegiatan sensus selama 6 hari kerja.
f. Pembahasan
Pekerjaan sensus produksi di PT. Sawit Sukses Sejahtera
sudah sesuai dengan standard operating
procedure perusahaan.
4. Pengambilan
Sample Daun
a. Tujuan
Untuk mengambil sample daun sawit yang kemudian dibawa ke
lab untuk di uji agar didapat rekomendasi pemupukan.
b.
Dasar
teori
Pengambilan contoh daun
dilakukan untuk mendapatkan rekomendasi pemupukan pada tanaman kelapa sawit
yang telah menghasilkan. Pengambilan contoh daun dinyatakan dalam kesatuan
contoh daun, yaiut luas areal tertentu yang digunakan sebagai tempat
pengambilan contoh daun.
c.
Alat
dan bahan
Alat yang digunakan terdiri
dari : parang, kantung pelastik. Sedangkan bahan yang gunakan adalah sample
daun.
d.
Prosedur
kerja
1) Waktu
kegiatan pengambilan sample daun
a) Pagi hari
:Jam 06.30 – 12.00 Wib,tidak dibenarkan sore hari.
b) Apabila
malam hujan > 20 mm, pengambila sample daun ditunda besok hari.
c) Apabila
kegiatan pengambila sample daun sedang berjalan terjadi hujan,ditunda sampai
berhenti dan bintik-bintik hujan tidak ada lagi.
2) Penentuan
pokok sample
a) Jumlah
sample 33 – 36 pokok tiap blok.
b) Penetapan
pokok tergantung system (misalnya :12 X 12, tiap 12 pokok dalam barisan, dan
tiap 12 baris ).
c) Mulai
diambil pokok ke -3 setiap masuk barisan.
d) Kondisi
pokok sample relatif sama denga kondisi tanaman di blok tersebut (mewakili
rata-rata).
3) Menentukan
pelepah ke 17
a) Cari pelepah
1: yaitu pelepah paling muda ,yang anak daunnya sudah membuka 100 % (sempurna).
b) Berdiri di
belakang /punggung pelepah 1 tersebut.
c) Perhatikan
arah lingkar spiral / susunan pelepah (spiral kiri/kanan).
d) Dibwah
pelepah 1 ada pelepah 9.
e) Dibawah
pelepah 9 ada pelepah 17 (pelepah yang diambil).
f) Pelepah 1,9
dan 17, membentuk satu urutan lingkar spiral
4) Pengamanan
sample daun
a) Daun
disimpan dalam kantong plastik yang bersih dan diberi label.
b) Tidak boleh
terkena tanah , kotoran /debu dan pupuk.
c) Tidak boleh
terkena sinar matahari langsung.
d) Tidak boleh
terkena keringat,asap rokok.
e.
Hasil
yang di capai
Dari hasil kegiatan pengambila
sample daun mahasiswa dan karyawan research and
development (R&D) mampu menyelesaikan kegiatan dalam satu blok selama satu
hari kerja. Hasil yang di dapatkan dari kegiatan ini adalah sampel daun.
f.
Pembahasan
Pekerjaan pengambilan
sample daun di PT. Sawit Sukses Sejahtera sudah sesuai dengan standard operating procedure