KOMENTAR PENULIS

blog ini di buat hanya untuk sharing sesuatu yang menurut penulis berguna untuk kita semua apabila ada masukan bisa hubungi saya di facebook,twitter thx .. :D

KOMENTAR PENULIS

blog ini di buat hanya untuk sharing sesuatu yang menurut penulis berguna untuk kita semua apabila ada masukan bisa hubungi saya di facebook,twitter thx .. :D

KOMENTAR PENULIS

blog ini di buat hanya untuk sharing sesuatu yang menurut penulis berguna untuk kita semua apabila ada masukan bisa hubungi saya di facebook,twitter thx .. :D

KOMENTAR PENULIS

blog ini di buat hanya untuk sharing sesuatu yang menurut penulis berguna untuk kita semua apabila ada masukan bisa hubungi saya di facebook,twitter thx .. :D

KOMENTAR PENULIS

blog ini di buat hanya untuk sharing sesuatu yang menurut penulis berguna untuk kita semua apabila ada masukan bisa hubungi saya di facebook,twitter thx .. :D

KOMENTAR PENULIS

blog ini di buat hanya untuk sharing sesuatu yang menurut penulis berguna untuk kita semua apabila ada masukan bisa hubungi saya di facebook,twitter thx .. :D

KOMENTAR PENULIS

blog ini di buat hanya untuk sharing sesuatu yang menurut penulis berguna untuk kita semua apabila ada masukan bisa hubungi saya di facebook,twitter thx .. :D

Tuesday, September 29, 2015

mainboard pixma mp287

Wednesday, September 23, 2015

FORMULIR PENULISAN TRANSKRIP / IJAZAH

FORMULIR PENULISAN TRANSKRIP / IJAZAH

1.      Nama Lengkap                             : MUHAMMAD SYAIFUL WAHID
2.      NIM                                                : 120500059
3.       Tempat dan Tanggal Lahir        : SAMARINDA, 27 SEPTEMBER 1994
4.      Jurusan                                        : MANAJEMEN PERTANIAN
5.      Program Studi                             : BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN
6.      Terdaftar di Poltanesa Tahun   : 2012
7.      Lulus / Tanggal                            : 16 SEPTEMBER 2015
8.      Indeks Prestasi Komulatif          : 3,25
9.      Predikat Kelulusan                     : SANGAT MEMUASKAN
10.   Agama                                           : ISLAM
11.   Jenis Kelamin                              : LAKI-LAKI
12.   Nama Orang Tua                         : MUHAMMAD TOYIB
13.   Alamat Lengkap Asal SMU/MA   : SMK NEGERI 1 SANGA-SANGA KUTAI   
SMK/Tahun                                    KARTANEGARA
14.   No. HP/Telp/Email                       : 081347013067
15.   Lokasi PKL                                   : DESA SENYIUR KEC. MUARA ANCALONG
                                                         PT. SAWIT SUKSES SEJAHTERA
16.   Judul Karya Ilmiah                       : PERENDAMAN KECAMBAH KAKAO
DALAM AIR KELAPA TERHADAP PERTUMBUHSN BIBIT KAKAO (THEOBROMA CACAO .L) VAR.LINDAK
                                                          Samarinda,
                                                                                              Mahasiswa Yang Bersangkutan


                                                                                                   MUHAMMAD SYAIFUL WAHID
                                                                  NIM. 120500059


Syarat Pendaftaran:
1.     Formulir harus diketik dengan huruf balok/capital
2.     Foto copy ijazah SLTA 2 (dua) lembar
3.     Pas photo hitam putih terbaru (pakai jas/dasi)
4.     Pas photo Warna terbaru (pakai jas/dasi) Ukuran 3x4 = 2 lembar
5.     Foto copy caver PKL 2 lembar

6.     Foto copy karya imliah 2 lembar

Friday, August 28, 2015

Dragon Ball Kecil Saga 1 : Emperor Pilaf Saga Subtitle Indonesia (1986)


Dragon Ball Kecil Saga 1 : Emperor Pilaf Saga Subtitle Indonesia (1986)

Dragon Ball Z seri Saiyan Saga adalah seri awal dari Dragon Ball Z. Saiyan Saga berawal setelah lima tahun seri Dragon Ball. Sebuah reuni di Kame House reuni Goku dengan guru tua, Master Roshi, dan teman-temannya Krillin dan Bulma, yang semuanya belum pernah melihat satu sama lain setelah lima tahun. Goku mengejutkan semua orang dengan membawa seorang anak yang berusia empat tahun, Gohan. Sayangnya, reuni ini terganggu oleh kedatangan sesosok orang misterius, yang mengidentifikasi dirinya sebagai Saiyan bernama Raditz. Itulah awal mulanya, biar lebih jelasnya download videonya ya :D


Link Download Episode Dragon Ball Kecil Emperor Pilaf Saga Subtitle Indonesia
Episode 1 [ mkv ] [ mp4 ]
Episode 2 [ mkv ] [ mp4 ]
Episode 3 [ mkv ] [ mp4 ]
Episode 4 [ mkv ] [ mp4 ]
Episode 5 [ mkv ] [ mp4 ]
Episode 6 [ mkv ] [ mp4 ]
Episode 7 [ mkv ] [ mp4 ]
Episode 8 [ mkv ] [ mp4 ]
Episode 9 [ mkv ] [ mp4 ]
Episode 10 [ mkv ] [ mp4 ]
Episode 11 [ mkv ] [ mp4 ]
Episode 12 [ mkv ] [ mp4 ]
Episode 13 [ mkv ] [ mp4 ]


Download Episode Dragon Ball Kecil Subtititle Indonesia


Download Episode Dragon Ball Kecil Subtititle Indonesia


Dragon Ball Kecil adalah awal mula dari anime dragon ball, di dragon ball masa kecil ini adalah awal mula Goku bertemu dengan teman-temannya seperti Bulma, Kuririn, kakek Kura-Kura, Yamucha, Oolong, Yajirobe, Tienshinhan, Piccolo, DLL yang mau tau kisahnya download ya :D







LINK DOWNLOAD DRAGON BALLL KECIL EPISODE SUB INDO

[ Download ] Saga 1 : Emperor Pilaf Saga (1986)

[ Download ] Saga 2 : Tournament Saga (1986)

[ Download ] Saga 3 : Red Ribbon Army Saga (1986–1987)

[ Download ] Saga 4 : General Blue Saga (1987)

[ Download ] Saga 5 : Commander Red Saga (1987)

[ Download ] Saga 6 : Fortuneteller Baba Saga (1987)

[ Download ] Saga 7 : Tien Shinhan Saga (1987–1988)

[ Download ] Saga 8 : King Piccolo Saga (1988)

[ Download ] Saga 9 : Piccolo Jr. Saga (1988–1989)

Tuesday, August 25, 2015

flash turnigy 9x opentx

Sunday, August 23, 2015

my quadcopter


Friday, August 14, 2015

Kakao bagi Indonesia

I.      PENDAHULUAN

Kakao bagi Indonesia merupakan komoditi ekspor yang berpeluang baik bila dikembangkan dan dikelola dengan tepat. Oleh karena itu, kakao merupakan komoditi yang dipercepat pengembangannya oleh pemerintah sejak Pelita III. Pengusahaan perkebunan kakao di Indonesia 22.98% diusahakan melalui perkebunan besar negara, 11.28% diusahakan melalui perkebunan swasta sedangkan pengusahaan melalui perkebunan rakyat adalah yang terbesar yaitu 5.74% (Wahyudi, 2008).
Cahyono (2010) menyatakan bahwa perkebunan kakao di Indonesia mempunyai prospek yang cerah bila diusahakan dengan baik. Faktor yang mendukung pesatnya perkembangan budidaya kakao di Indonesia adalah masih tersedianya lahan di samping cukup tersedianya tenaga kerja.
Kakao sebagai komoditi yang akan diperdagangkan di luar negeri harus mampu bersaing di pasaran dunia. Usaha untuk meningkatkan daya saing komoditas tersebut perlu segera dirumuskan. Penerapan teknik budidaya yang efektif dan efisien diharapkan sebagai salah satu cara yang dapat digunakan untuk menekan harga pokok, dan rendahnya harga pokok akan meningkatkan daya saing. Kesalahan penerapan teknik budidaya sejak awal akan berakibat pada kondisi pertanaman yang kurang baik, hal ini berarti suatu usaha yang tidak efisien.
Dewasa ini di Indonesia dibudidayakan  dua jenis kakao yaitu jenis Lindak (Bulk) dan jenis Mulia (Edel).  Mengigat kemudahan menanam, cepatnya berbuah, kuatnya pertumbuhan, pengolahan hasil yang sederhana dan peluang pemasaran yang baik maka telah ditetapkan bahwa pengembangan kakao rakyat dititikberatkan  pada kakao dari jenis Lindak. Umumnya kakao jenis Lindak dikembangkan  melalui teknik semaian dengan menggunakan benih hibrida  (Wahyudi, 2008).
Di dalam dunia tumbuhan, zat pengatur tumbuh (ZPT) mempunyai peran penting dalam pertumbuhan  dan perkembangan tanaman.  Selain zat pengatur tumbuh alamiah, dewasa ini telah dibuat zat pengatur tumbuh sintetis untuk keperluan pertanian dan penelitian yang akan bermanfaat bagi dunia ilmu pengetahuan  alam umumnya, bidang pertanian khususnya.
Suatu hal yang menjadi masalah adalah masih dirasakan terlalu mahalnya zat pengatur tumbuh sintetis sehingga diperlukan adanya terobosan-terobosan  baru yang lebih menguntungkan untuk mendukung pengembangan  perkebunan kakao terutama di Perkebunan Rakyat.  Salah satu alternatif untuk mengatasi mahalnya zat pengatur tumbuh sintetis tersebut adalah digunakannya air kelapa.
Air kelapa tidak hanya menyebabkan pembelahan sel dan pertumbuhan embrio kelapa tapi juga dapat mendukung pertumbuhan tanaman lainnya (Harjadi, 2009). Dalam percobaan kultur jaringan di Laboratories of koog and strong University of Wisconsin, melalui percobaan dengan batang tembakau yang ditumbuhkan pada medium sintetis, Miller dalam Khrishnamoorthy (1981) mengemukakan bahwa senyawa yang aktif dalam air kelapa adalah kinetin, Kinetin merupakan turunan dari hormon sitokinin. Adapun fungsi utama sitokinin adalah merangsang pembelahan sel (Anonim 2004).
Keberhasilan suatu usaha tani sangat bergantung pada pertumbuhan tanaman dan produksi.  Oleh sebab itu pengetahuan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman dan akibat yang ditimbulkan adalah penting.
   Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh perendaman kecambah kakao dalam air kelapa terhadap pertumbuhan bibit kakao.
      Hasil yang diharapkan dari kegiatan penelitian ini adalah sebagai bahan informasi bagi mahasiswa dan petani mengenai manfaat perendaman kecambah kakao dalam air kelapa terhadap pertumbuhan bibit kakao.
















                                                                                         II.        TINJAUAN PUSTAKA

A.     Tinjauan Umum Tananaman Kakao
Tanaman kakao (Theobroma cacao L.) adalah salah satu spesies dari dua puluh dua spesies dalam genus Theobroma dengan famili Sterculiaceae yang merupakan tanaman asli hutan hujan tropis.
Sunanto (1999) memberikan klasifikasi tanaman kakao sebagai berikut :
Divisi           : spermatophyta
Kelas          : Dicotyledoneae
Order          : Malvales
Famili          : Sterculiaceae
Genus         : Theobroma
spesies       : Theobroma cacao
Tanaman kakao mempunyai sifat pertumbuhan dimorfous, artinya mempunyai dua cabang yaitu cabang plagiotrop dan cabang ortotrop. cabang plagiotrop adalah cabang yang tumbuh mendatar (horizontal) sedangkan cabang ortotrop adalah cabang yang tumbuh tegak (vertikal). Cabang utama kakao berjumlah tiga, empat atau lima. Cabang samping tumbuh dari cabang utama. Tanaman kakao adalah tanaman dengan tipe bunga sempurna. Bunga terdiri atas 5 kelopak mahkota dan 10 benang sari. Benang sari terdiri atas benang sari fertil dan steril berjumlah masing-masing lima buah yang tersusun secara berselang-seling (Sunanto, 1999)
Morfologi Tanaman Kakao menurut susanto (1994) adalah sebagai berikut :

1.    Biji
Kakao termasuk  tanaman  kauliflori yang artinya bunga dan buah tumbuh pada batang dan cabang tanaman. Dalam setiap buah terdapat sekitar 20 - 50 butir biji, yang tersusun dalam lima baris dan menyatu pada bagian  poros buah.
Biji dibungkus  oleh daging buah atau pulp yang berwama  putih
dan rasanya  manis.  Pulp tersebut  mengandung  zat penghambat  per- . kecambahan,   namun karena  biji kakao  tidak merniliki  masa dorman maka seringkali  biji dalam  buah pun dapat tumbuh  bila terlambat  di panen. Biji kakao terdiri dari kulit biji atau testa, dua kotiledon  yang aling  melipat,  dan embrio  yang  terdiri  dari epikotil,  hipokotil  dan radikula.
Biji  kakao  termasuk   epigeous  yang  artinya  hipokotil  meman-
jang  mengangkat  kotiledon  yang masih menutup  ke atas permukaan tanah.  Fase ini  disebut  fase  serdadu,  yang  kemudian  diikuti  mem- bukanya kotiledon dan epikotil meman jang dengan empat Iembar daun pertama.
2.    Batang
Daerah asli tanaman  kakao adalah hutan tropis yang lebat, curah hujan cukup  tinggi,  suhu sepanjang  tahun relatif tinggi dan konstan, an kelembaban  cukup tinggi. Akibatnya  adalah tanaman  dapat tum- uh tinggi  tetapi  bunga  dan buahnya  sedikit.  Tetapi  tanaman  kakao ang diusahakan  di perkebunan  pada umur  12 tahun dapat mencapai
5 -  7,0 m tergantung  intensitas  naungan  dan faktor-faktor  lainnya.
Kakao  bersifat  dimorfisme,   artinya  merniliki  dua  macam percabangan  atau tunas  vegetatif,  yaitu  tunas ortotrop  yang  tumbuh  ke tas dan  tunas  plagiotrop   yang  tumbuh  ke  samping,  cabang  kipas atau fan.  Kedua  macam  cabang  tersebut  memiliki  perbedaan  dalam rumus  daun, rnisalnya  cabang  ortotrop  merniliki  rumus  daun  3/8 dan plagiotrop, di samping  itu juga  ukuran dan tangkai  daun. Tanaman  yang  berasal  dari biji setelah  mencapai  tinggi  sekitar 9-1,5 m akan  membentuk  jorket,  yang kemudian  tumbuh  3-6 cabang yang arahnya kesamping dengan sudut 0-90 . Cabang-cabang ini disebut cabang primer atau cabang plagiotrop. Kemudian disusul caban-cabang lateral atau fan. Tanaman kakao yang banyak diperbanyak secara vegetatif tidak membentuk jorket. Cabang-cabang primer tumbuh dekat pada permukaan tanah, sehingga tanaman lebih rendah daripada tanaman yang berasal dari biji.
Tunas-tunas air atau chupon dapat tumbuh dari batang ataupun cabang dan dapat membentuk jorket baru. Tunas air apabila tidak dikurangi dapat bersaing dengan batang utama sehingga akan mengurangi pembungaan dan pembuahan.
3.    Daun
Daun kakao memiliki dua persendian atau articullation yang terletak pada pangkal dan ujung pangkal daun. Hal ini memungkinkan pergerakan daun menyesuaikan dengan arah datangnya sinar matahari. Tangkai daun pada cabang ortotrop lebih panjang, sekitar 7,5-10cm. Sedangkan pada cabang plagiotrop tangkai daun lebih pendek sekitar 2,5cm. Tangkai daun bersisik halus dan membentuk sudut daun 30-60  dan berbentuk silinder.
Kuncup-kuncup daun dilindungi stipula yang segera gugur apabila daunnya tumbuh. Warna daun muda kemerahan sampai merah tergantung    dari  varietasnya,     dan  bila  telah  dewasa   menjadi   hijau  tua. Bentuk   daun  bulat  memanjang    dengan   ujung  dan  pangkal   meruncing. Panjang   daun  dewasa   sekitar   30  cm  dan  lebar  sekitar   10 cm.
Masa  tumbuh   tunas-tunas baru  disebut flush, di mana  tunas  membentuk  3 - 6 helai  daun  baru  sekaligus.   Setelah   masa  bertunas   tersebut selesai,  kuncup-kuncup     kembali   dorman   selama  periode  tertentu.   Oleh rangsangan    faktor   lingkungan    kuncup-kuncup      akan  kernbali  bertunas serempak lagi.
Stomata   hanya  terdapat   pada  permukaan    bawah  daun  yang  letaknya  tenggelam    atau  kriptofor.    Jumlah   stomata   menurut   penelitian    di Jatirunggo    rata-rata   70  stomata   tiap  mm .
Tanaman    kakao   termasuk    tanaman    yang   memerlukan     naungan, sehingga   dengan   mengatur    penaung    dan  pengurangan     daun  atau  pemangkasan    sangat   mempengaruhi     pembungaan.
Faktor   lingkungan    yang  mempengaruhi      pertunasan    adalah   suhu udara.   Perbedaan     suhu   siang   dan  malam    yang   besar   akan   memacu pertunasan.     Suhu   dan  kelembaban      berkaitan    dengan    intensitas    naungan.   Kakao   yang   tanpa   naungan    akan   bertunas    lebih   sering   dan lebih  intensif.   Untuk   pertumbuhan    ranting-ranting     diperlukan    banyak asimilat   yang  diambil   dari  daun-daun    tua, dan  organ-organ    lain  seperti kulit   dan   buah.    Daun-daun     muda   belum   mampu    melakukan     foto- sintetis   sebab   kloroplas    baru  terbentuk    setelah   daun  mencapai    ukuran maksimum.
Pada  saat  bertunas  tanaman   kakao   lebih  peka  terhadap    serangan hama   dan  penyakit.    Pertunasan     dapat   dipacu   dengan    pemangkasan berat,  sebab  dengan   pemangkasan  zat penghambat    dari  daun  tua dapat diatasi. Sementara  itu  zat  pertumbuhan sitokinin yang dibuat dalam akar dapat diangkut dalam  jumlah   yang  tetap.  Keseimbangan keduanya  dapat  mengatur    siklus  pertunasan.    Menurut   Alvim et aI, pembentukan tunas   dan   daun muda pada tanaman kakao diatur oleh dua macam  hormon    yang   fungsinya saling berlawanan satu sama lain. Hormon pertama adalah    Abscisic  Acid   (ABA)    yang   mempunyai peranan    menghambat      pertumbuhan       tunas.    Daun    muda    ABA    ini dihasilkan   oleh  daun-daun    yang  telah  tua. Hormon   yang  kedua  adalah sitokinin  yang   sebagian    besar dihasilkan oleh akar-akar tanaman kakao. Fungsi dari sitokinin adalah memacu perturnbuhan tunas sebab cytokinin  diangkut  ke ujung-ujung  titik tumbuh.
Pada  musim  kemarau  di mana  tanaman  kekurangan   air, pembentukan  hormon  ABA  akan  mengalami   peningkatan.   Akibatnnya perbandingan  kadar ABA/sitokinin   bertambah besar, sehingga fungsi ABA  lebih  dominan. Dengan  demikian  tanam an kakao  tidak  membentuk tunas-tunas  baru atau dalam  keadaan dorman. Sebaliknya  bila kelembaban  tanah cukup, pembentukan  ABA segera berangsur-angsur turun dan kadar cytokinin  relatif tetap. Dalam  hal demikian  peranan cytokinin lebih dorninan,   sehingga tanaman kakao dipacu untuk membentuk  tunas-tunas    baru.
4.    Akar
Perakaran  kakao tumbuh   cepat pada bibit dari biji yang baru berkecambah,   dari panjang  akar  1m pada urnur  1 minggu  tumbuh menjadi   16 -   18 cm pada  umur  1 bulan  dan  25 cm  pada  umur  3 bulan.  Pertumbuhan   akar mencapai  50 cm pada umur  2 tahun.  Jadi, makin  lama keeepatan  pertumbuhan   akar   semakin  berkurang.
Pada tanah  yang dalam  dan drainasenya baik, perakaran  kakao dewasa  mencapai   1,0 -  1,5 m. Akar  lateral  sebagian  besar  sekitar 56% tumbuh pada lapisan  tanah atas sedalarn 0 -  10 cm. Sedangkan 26%  pada  bagian  yang  lebih  dalam  (11 -  20 cm),  dan sekitar  14% pada  bagian  yang  lebih  dalam  lagi (21 - 30 cm),  dan hanya  sekitar 4% tumbuh pada kedalaman  lebih dari 30 cm. Jangkauan  akar lateral jauh  di luar proyeksi  tajuk tanaman.
5.    Bunga
Tanaman kakao bersifat kauliflori,   bunga berkembang  dari ketiak daun  dan  dari  bekas  ketiak  daun  pada  batang  dan  cabang-cabang. Tempat  tumbuh  bunga  tersebut  lama-kelamaan   menebal  dan  membesar disebut  dengan  bantalan  bunga  (cushion).
Bunga  kakao  terdiri  dari  5 daun  kelopak,  5 daun  mahkota,  10 tangkai  sari yang  tersusun  dalam  2 lingkaran  terdiri  dari  5 tangkai sari  tetapi  hanya  satu  lingkaran  yang  fertil  dan  5 daun  buah  yang bersatu.
Bunga  kakao berwarna  putih-ungu  atau kemerahan,  benangsari yang  steril disebut  staminodia  dan yang  fertil  disebut  stamen  yaitu pada lingkaran  dalam. Bakal buah atau ovarium  disusun  oleh 5 daun buah (carpellium)  dan berisi banyak bakal biji (ovulum) yang tersusun melingkari  poros  tengah  buah.
6.    Buah
Warna buah kakao beraneka  ragam, namun pada dasarnya  hanya ada dua macam yaitu: buah muda berwarna hijau putih dan bila masak menjadi  berwama  kuning,  dan buah muda yang berwarna  merah  setelah masak  menjadi  oranye.
Kulit  buah  beralur   10, alur  dalam  dan  dangkal  silih  berganti. Untuk jenis  Criollo dan Trinitario  alur buah nampak jelas, kulit tebal tetapi lunak dan permukaan  kasar. Sedangkan jenis Forastero  umumnya permukaan  buah halus atau rata dan kulitnya  tipis.
Tanaman kakao asal stek lebih cepat menghasilkan buah daripada bibit biji atau okulasi.  Buah muda sebagian  besar layu dan kemudian mati,  terutama  pada  umur  sekitar  1-2 bulan.  Hal  ini  merupakan gejala spesifik  dari kakao yang disebut physiological effect thinning. Buah yang mengalami  peristiwa ini panjangnya  kurang dari 10 cm.
Kelayuan  buah  muda  merupakan   penyakit  fisiologis  dan  khas untuk kakao;  sekitar 60% - 90% buah muda mengalami  peristiwa  ini terutama  pada umur 0-50 hari. Buah muda yang layu dan mati tetap menempel pada  tanaman  tidak  seperti  pada  tanaman  buah-buahan yang lain.
Pada dasarnya tanaman kakao terdiri atas dua tipe yang dibedakan atas warna bijinya. Tanaman kakao dengan biji tidak berwarna (putih) termasuk dalam group Criollo sedangkan kakao dengan warna biji ungu termasuk dalam group Forastero (Sunanto, 1999).
Dewasa ini di Indonesia dibudidayakan dua jenis kakao Yaitu jenis Lindak (Bulk) dan jenis Mulia . Buah kakao Lindak berbentuk bulat hingga bulat telur dengan biji berbentuk gepeng, kotiledon berwarna ungu tua dan rasanya pahit. Berat rata-rata biji satu gram dengan kandungan Iemak mendekati 56% dan ukuran serta berat biji heterogen. Kakao Mulia dicirikan dengan bentuk buah dari bulat telur hingga lonjong, dengan biji besar dan bulat. Warna kotiledon didominasi warna putih sedangkan berat kering biji lebih dari 1.2 gram per biji. Kandungan lemak umumnya kurang dari 56%, dan ukuran serta berat biji homogen. Umumnya aroma serta rasa kakao Mulia lebih baik daripada kakao Lindak (Sunanto, 1999).
B.     Syarat Tumbuh Tanaman Kakao
Tanaman kakao adalah tanaman asli hutan hujan tropis yang hidup baik pada lingkungan dimana suhu tahunan yang tinggi dengan kelembaban yang tinggi (Puslitkoka, 2005).  Batas geografi untuk penanaman kakao adalah 20° LU ingga 20° LS dengan daerah pertanaman komersial terletak antara 10° LU hingga 10° LS (Cahyono, 2010).
Syarat agar tanaman tumbuh baik tanaman kakao menurut  Wahyudi (2008) adalah:
1.    Iklim
Faktor iklim yang penting bagi pertumbuhan tanaman kakao meliputi curah hujan, suhu, kelembaban udara, sinar matahari, dan angin.
a.    Curah Hujan
Distribusi curah hujan yang merata sepanjang tahun lebih penting daripada jumlah hujan tahunan sebab tanaman kakao lebih cocok bila bulan kering tidak melebihi dari 3 bulan.
Daerah produsen kakao umumnya memiliki curah hujan berkisar antara 1250 - 3000 mm tiap tahun. Curah hujan yang kurang dari 1250 mm akan terjadi evapotranspirasi melebihi presipitasi.
Di daerah yang keadaan iklimnya demikian dianjurkan tidak menanam kakao kecuali ada irigasi.
Curah hujan yang melebihi dari 2500 mm tiap tahun akan meningkatkan serangan penyakit busuk buah Phytophthora dan VSD
atau Vascular Streak Dieback. Di samping itu, akan terjadi pencucian/pelindian atau leaching yang berat terhadap tanah, sehingga akan menurunkan kesuburan tanah, pH turun dan pertukaran kation rendah.
b.    Suhu
Faktor suhu sangat berhubungan dengan tinggi tempat. Pada
umumnya kakao diusahakan pada ketinggian kurang dari 300 m dari
permukaan air laut. Suhu maksimal untuk kakao sekitar 30° - 32°C, sedangkan suhu minimum sekitar 18 - 21°C. Bila suhu terlalu tinggi menyebabkan hilangnya dominasi apical, dan tunas ketiak daun tumbuh menjadi daun yang kecil-kecil. Sedangkan suhu yang terlalu rendah menyebabkan daun seperti terbakar dan bunga mengering.
Suhu dapat mempengaruhi pembentukan flush, pembungaan dan kerusakan daun. Misalnya perbedaan suhu siang dan malam yang besar akan mendorong terjadinya flush. Suhu rata-rata di Indonesia sekitar 25° - 26°C, maka kemungkinan untuk pengembangan kakao masih besar.
c.    Kelembaban Udara
Daerah penghasil kakao memiliki kelembaban udara relatif maksimum 100%, pada malam hari dan 70% - 80% pada siang hari.
Kelembaban yang rendah akan mempengaruhi evapotranspirasi menjadi lebih cepat, sedangkan kelembaban yang tinggi mengundang
perkembangan cendawan patogen.
d.    Sinar Matahari
Sinar matahari merupakan sumber energi bagi tanaman dalam
proses fotosintese. Namun kebutuhan sinar matahari tergantung dari
besar-kecilnya tanaman. Tanaman muda yang baru ditanam memerlukan sinar matahari sekitar 25% - 35% dari sinar matahari penuh. Sedangkan untuk tanaman dewasa atau yang sudah berproduksi kebutuhan sinar matahari makin besar yaitu 65% - 75%. Hal ini dapat diperoleh dengan cara mengatur tanaman penaung.
e.    Angin
Daun kakao umumnya lebih besar dibanding dengan daun kopi, sehingga lebih mudah rusak bila diterpa angin kencang. Terutama daun yang muda akan mudah robek dan terjadi defoliasi. Hal ini akan lebih berat bila sifat angin itu kering dan kencang, keeepatan angin mulai merusak dan merugikan tanaman kakao apabila lebih dari 4m tiap detik atau sekitar 15km tiap jam.
2.    Tanah
Faktor tanah yang sangat mempengaruhi pertumbuhan tanaman kakao adalah sifat fisik tanah, sifat kirnia tanah, dan kandungan bahan organik tanah.
a.    Sifat Fisik Tanah
Seperti tanaman pada umumnya, kakao juga menghendaki tanah yang mudah diterobos oleh akar tanaman, dapat menyimpan air, terutama pada musim hujan drainase dan aerasinya baik. Perakaran kakao pada umumnya dapat meneapai kedalaman sekitar 1 - 1,5 m untuk akar tunggangnya. Sedangkan akar lateral sebagian besar terdapat pada lapisan atas, sedalam sekitar 30 em. Maka untuk memperoleh perakaran yang baik, yang mampu menghisap air dan unsur hara, tanaman tahan kekeringan, dan tidak mudah rebah diperlukan kedalaman efektif tanah sekitar 1,5 m. Di samping itu, tanah bebas dari batu-batuan dan cadas yang mengganggu perkembangan akar.
b.    Sifat Kimia
Tanaman kakao dapat tumbuh pada tanah yang memiliki kisaran pH 4,0 - 8,5. Namun pH yang ideal adalah 6,0 - 7,5 di mana unsurunsur hara dalam tanah eukup tersedia bagi tanaman. Pada pH yang tinggi misalnya lebih dari 8,0 kemungkinan tanaman akan kekurangan unsur hara, dan akan keracunan AI, Mn dan Fe pada pH yang rendah, misalnya kurang dari 4,0. Tanah yang masam dapat diberi pengapuran dengan dosis 1,6 kg tiap tanaman. Jadi, dalam satu hektar dengan jarak tanam 2 x 4 m diperlukan sekitar 2 ton kapur.
c.    Bahan Organik
Bahan organik berfungsi untuk mempertahankan kelembaban
tanah, persediaan atau sumber unsur hara tanaman, dan untuk memperbaiki struktur tanah permukaan. Pada lapisan tanah atas sekitar 0-30cm kandungan bahan organiknya sekitar 3,5% atau 2% karbon.
Untuk meningkatkan kadar bahan organik dapat dilakukan dengan memberi mulsa dari pangkasan tanaman pelindung sementara atau tetap.
C.     Zat Pengatur Tumbuh
Hormon yang mengontrol pertumbuhan dan perkembangan tanaman mempunyai peran yang penting dalam mempengaruhi kecepatan pertumbuhan tanaman. Dewasa ini hormon tanaman yang dikenal dengan nama Auksin, Giberilin, Sitokinin,asam absisik dan Etilen, melalui kemajuan industri kimia telah diproduksi hormon sintetisnya untuk kemajuan ilmu pengetahuan dan peningkatan produksi tanaman.  Hormon-hormon ini dikenal dengan nama zat pengatur tumbuh (Harjadi, 2009).
Ahli tumbuhan umumnya mempergunakan istilah zat pengatur tumbuh tanaman daripada istilah hormon tanaman. Istilah zat pengatur tumbuhan mencakup baik zat-zat endogen maupun zat-zat eksogen (sintetik) yang dapat mengubah pertumbuhan tanaman. zat pengatur tumbuh tanaman yang dihasilkan oleh tanaman disebut Fitohormon, sedangkan yang sintetik disebut zat pengatur tumbuh tanaman sintetik. Zat pengatur tumbuh tanaman didefinisikan sebagai senyawa organik bukan nutrisi yang aktif dalam jumlah yang kecil (10  - 10  mm) yang disintesakan pada bagian tertentu dari tanaman dan pada umumnya diangkut ke bagian lain tanaman dimana zat tersebut menimbulkan tanggapan secara biokimia, fisiologis dan morfologis (Harjadi, 2009).
Auksin adalah senyawa yang dicirikan oleh kemampuannya dalam mendukung pemanjangan sel pada pucuk dengan struktur kimia dicirikan dengan adanya indole ring. Gibberilin adalah senyawa yang mengandung gibbon skeleton, menstimulasi pembelahan sel, pemanjangan sel atau keduanya, giberelin dapat dikelompokkan mejadi dua kelompok berdasarkan jumlah atom C, yaitu yang mengandung 19 atom C dan 20 atom C. Sedangkan berdasarkan posisi gugus hydroksil dapat dibedakan menjadi gugu hidroksil yang berada di atom C nomor 3 dan nomor 13. Sitokinin adalah hormon tumbuhan turunan adenin berfungsi untuk merangsang pembelahan sel dan diferensiasi mitosis, disintesis pada ujung akar dan ditranslokasi melalui pembuluh xylem. Aplikasi Untuk merangsang tumbuhnya tunas pada kultur jaringan atau pada tanaman induk, namun sering tidak optimal untuk tanaman dewasa. sitokinin memiliki struktur menyerupai adenin yang mempromosikan pembelahan sel dan memiliki fungsi yang sama lain untuk kinetin. Kinetin adalah sitokinin pertama kali ditemukan dan dinamakan demikian karena kemampuan senyawa untuk mempromosikan sitokinesis (pembelahan sel). Meskipun itu adalah senyawa alami, Hal ini tidak dibuat di tanaman, dan karena itu biasanya dianggap sebagai "sintetik" sitokinin (berarti bahwa hormon disintesis di tempat lain selain di pabrik) (Harjadi, 2009).
Sitokinin telah ditemukan di hampir semua tumbuhan yang lebih tinggi serta lumut, jamur, bakteri, dan juga di banyak tRNA dari prokariota dan eukariota. Saat ini ada lebih dari 200 sitokinin alami dan sintetis serta kombinasinya. Konsentrasi sitokinin yang tertinggi di daerah meristematik dan daerah potensi pertumbuhan berkelanjutan seperti akar, daun muda, pengembangan buah-buahan, dan biji-bijian.  Sitokinin umumnya ditemukan dalam konsentrasi yang lebih tinggi di daerah meristematik dan jaringan yang berkembang. Mereka diyakini disintesis dalam akar dan translokasi melalui xilem ke tunas. biosintesis sitokinin terjadi melalui modifikasi biokimia adenin. Etilen adalah senyawa dari 2 atom C dan 4 atom H, mempunyai peranan dalam proses pematangan buah sedangkan Asam Absisik adalah zat pengatur tumbuh yang menghambat proses biokimia dan fisiologi bagi aktifitas ke-4 zat pengatur tumbuh di atas (Anonim ,2010) 
D.     Tinjauan Umum Air Kelapa
Harjadi (2009) mengemukakan bahwa pertumbuhan embrio dalam kultur jaringan dapat distimulasi oleh air kelapa. Diduga dalam air kelapa terdapat sitokinin disamping senyawa lainnya.
Harjadi (2009) melalui penelitian kultur kalus tembakau mengemukakan bahwa ke dalam basal medium yang ditambahkan air kelapa telah dapat diisolasi adanya bahan aktif Kinetin dari air kelapa yang mampu mendorong pembelahan sel.
Kinetin adalah senyawa -furfuril adenine, suatu turunan dari basa adenine. Oleh para ahli fisiologi tumbuhan kinetin yang diketahui mampu mendorong pembelahan sel dikenal dengan nama sitokinin yang menggambarkan fungsinya dalam pembelahan sel (sitokinesa)                    (Dewi, 2008).
Perlakuan perendaman dalam air kelapa berdasarkan pada hasil penelitian Simangunsong (1991), dimana perlakuan perendaman dalam air kelapa selama 6, 8 , 12 jam telah mampu menstimulir dengan baik pertumbuhan setek lada (Anonim, 2004)
Air kelapa adalah substansi yang komplek.  Steward dan Shartz dalam Khrishnamoorthy (1981) telah berhasil mengisolasi dua substansi penting yang dikenal dengan diphenyl urea dan myoinositol. Meskipun demikian ternyata kedua substansi ini tidak dapat memberikan efek yang sarna dibandingkan air kelapa. Hal tersebut disebabkan dalam air kelapa selain terkandung sitokinin, juga mengandung substansi lain seperti auksin, gibberilin, asam amino, asam nukleat dan lain-lain. Kombinasi dari substansi- substansi     inilah yang memberikan efek terhadap pembelahan sel tanaman (Anonim, 2004)
.












  1. METODE PENELITIAN

A.     Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di desa Serdang Sari Jl.salak RT.44 Palaran, Samarinda. Ketinggian tempat kurang lebih 250m di atas permukaan laut. Penelitian dilakukan dari bulan Desemer 2014 hingga bulan juli 2015 meliputi pembuatan proposal, pelaksanaan penelitian dan pembuatan laporan
B.     Bahan dan Alat
Bahan tanaman yang digunakan adalah :
1.      Biji kakao yang diperoleh dari Kebun Percontohan Poltanesa, Samarinda.
2.      Tanah Podsolik Merah Kuning.
3.      Pasir.
4.      Pupuk kandang.
5.      Air kelapa.
6.      Insektisida Furadan 3G.
Sedangkan alat yang digunakan adalah :
1.      Polybag berukuran 40 cm x 30 cm dengan tebal 0.1 mm.
2.      Gembor.
3.      sprayer.
4.      Meteran.
5.      Jangka sorong.
6.      Alat tulis.
7.      Kamera.


C.     Metode Penelitian
Percobaan dengan perlakuan perendaman kecambah kakao dalam air kelapa terdiri atas 2  taraf perlakuan, yaitu :
1.      C0 : Tanpa perendaman dalam air kelapa
2.      C1 : Perendaman selama 6 jam
Setiap satuan percobaan terdiri atas 20 bibit tanaman.
D.     Pelaksanaan Percobaan
1.    Persemaian
Benih kakao dikecambahkan dalam bedeng persemaian. Tanah terlebih dahulu digemburkan kemudian dilapisi pasir yang telah diayak setebal 15 cm secara merata. Untuk melindungi kecambah dari sinar matahari langsung dan air hujan, bedengan diberi naungan bambu dengan intensitas 75 persen.
Benih ditanam dengan meletakkan bagian ujung yang besar, tempat tumbuh akar di sebelah bawah sampai hanya sebagian kecil saja yang tersembul di permukaan tanah. Benih ditanam dengan jarak 3 cm x 3 cm, dengan arah baris menghadap ke arah timur.
2.    Perlakuan Tanaman
Perlakuan dilakukan saat kecambah berumur dua minggu bersamaan dengan tahap pemindahan kecambah ke dalam polybag. Kecarnbah yang diambil adalah kecambah dengan kriteria : akar lurus, daun sehat dan tidak rusak. Perendaman kecambah kakao dilakukan sesuai perlakuan.
Pemindahan kecambah ke dalam polybag dilakukan sebelum keping biji membuka kurang lebih umur dua minggu setelah semai. Ke dalam polybag masing-masing ditanam satu kecambah kakao yang sehat. Jarak tanam antar polybag di dalam bedengan adalah 40 x40 cm.
3.    Pemeliharaan
Penyiraman dilakukan satu kali sehari pada waktu pagi hari untuk menjaga agar air tanah tetap berada dalam kapasitas lapang.
Pemupukan dilakukan sesuai perlakuan dengan cara alur di sekeliling bibit tanaman. Pengendalian hama penyakit dilakukan dengan menggunakan insektisida sevin 85  S serta fungisida Dithane M-45 untuk mencegah jamur. Penyemprotan dilakukan seminggu sekali, bila intensitas serangan tinggi penyemprotan dapat ditingkatkan hingga dua kali dalam seminggu.
4.    Pengamatan
Pengamatan dilakukan setelah keeambah dipindahkan ke dalam polybag mulai umur 1 MST hingga 4 MST, dengan selang waktu pengamatan 1 minggu pada semua tanaman, meliputi :
1.       Tinggi tanaman, diukur dari permukaan media sampai titik tumbuh bibit. Pengukuran dilakukan satu minggu sekali.
2.       Diameter batang, diukur dengan menggunakan jangka sorong. Pengukuran dilakukan satu minggu sekali.
3.       Jumlah daun, berdasarkan daun pada bibit yang telah membuka sempurna.  Pengukuran  dilakukan satu minggu sekali.
4.       Panjang akar diukur pada akhir pengamatan



                                                                              IV.        HASIL DAN PEMBAHASAN

A.    Hasil
1.      Jumlah Daun
Rata-rata jumlah daun bibit kakao berdasarkan hasil penelitian disajikan pada tabel berikut :
Tabel 1. Rata-rata jumlah daun (helai) bibit kakao
Taraf Perlakuan
Minggu Pengamatan (MST)
1
2
3
4
C0
2
3
4
5
C1
2
2
5
6

Tabel 1 menunjukkan bahwa pada umur 1 MST perlakuan  tanpa perendaman  (C0) tidak menunjukan perbedaan rata-rata jumlah daun terhadap perlakuan dengan perendaman selama 6 jam(C1), sedangkan pada umur 2 MST terlihat bahwa pertumbuhan bibit kakao dengan perlakuan perendaman air kelapa mengalami penurunan laju pertumbuhan, perlakuan perendaman selama 6 jam (C1)  memberikan  hasil yang lebih baik dibandingkan perlakuan tampa perendaman (C0) pada umur tanam 3 MST dan 4 MST.
2.    Tinggi Tanaman
Rata-rata tinggi tanaman bibit kakao berdasarkan hasil penelitian disajikan pada tabel berikut :



Tabel 2. Rata-rata tinggi tanaman (cm) bibit kakao
Taraf Perlakuan
Minggu Pengamatan (MST)
1
2
3
4
C0
4,29
5,78
7,1
7,9
C1
3,99
5,32
8,16
9,23

Tabel 2 memperlihatkan bahwa perlakuan perendaman kecambah kakao dengan air kelapa (C1) memberikan hasil rata-rata tinggi tanaman yang lebih baik daripada perlakuan tanpa perendaman pada minggu ke 3 dan 4 setelah tumbuh. Sedangkan pada minggu ke 1 dan 2 setelah tanam, rata-rata tinggi tinggi tanaman pada perlakuan C1 masih lebih rendah daripada C0.
3.    Diameter Batang
Rata-rata diameter batang bibit kakao berdasarkan hasil penelitian disajikan pada tabel berikut :
Tabel 3. Rata-rata diameter batang (mm) bibit kakao
Taraf Perlakuan
Minggu Pengamatan (MST)
1
2
3
4
C0
1,34
1,63
1,86
2,01
C1
1,39
1,61
1,89
2,97

Tabel 3 memperlihatkan bahwa perlakuan perendaman kecambah kakao dengan air kelapa (C1) memberikan hasil rata-rata diameter batang yang lebih baik daripada perlakuan tanpa perendaman pada minggu ke 3 dan 4 setelah tumbuh. Sedangkan pada minggu ke 2 setelah tanam , rata-rata diameter batang pada perlakuan C1 masih lebih rendah daripada C0.

4.    Panjang Akar
Rata-rata diameter batang bibit kakao berdasarkan hasil penelitian disajikan pada tabel berikut :
Taraf perlakuan
Panjang akar (cm)
C0
4,29
C1
6,45
Tabel 4 rata-rata panjang akar (cm) bibit kakao



Tabel 4 memperlihatkan bahwa perlakuan perendaman kecambah kakao dengan air kelapa selama 6 jam (C1) memberikan hasil rata-rata panjang akar yang lebih baik daripada perlakuan tanpa perendaman (C0) pada minggu ke 4 setelah tumbuh.
B.   Pembahasan
Data pada Tabel 1-4 menunjukkan walaupun pada umur 1-2 MST pertumbuhan bibit kakao yang di rendam dengan air kelapa sempat mengalami hambatan tetapi pada umur 3-4 MST pertumbuhan bibit kakao yang diberi perlakuan dengan di rendam air kelapa mampu tumbuh lebih cepat.  Diduga telah terjadi perubahan dalam air kelapa dimana setelah pertumbuhan bibit tidak tertekan, zat pengatur tumbuh yang terdapat dalam air kelapa telah mampu merangsang pertumbuhan bibit kakao sehingga pada umur 3-4 MST pertumbuhan bibit kakao yang telah direndam dengan air kelapa mengalami peningkatan dan dapat melampaui pertumbuhan bibit kakao yang tidak di rendam dengan air kelapa.
Air kelapa telah lama diketahui sebagai sumber yang kaya akan zat aktif yang diperlukan untuk perkembangan embrio.  Di dalam air kelapa terdapat 1 - 3 difenil urea dalam jumlah yang banyak.  Harjadi (2009) menyatakan bahwa dipenil urea adalah senyawa non purin yang mempunyai aktifitas sitokinin. (Gambar 4). Dipenil urea yang terkandung dalam air kelapa dapat menstimulir pembelahan sel tanaman.
Lakitan (2011) menjelaskan bahwa sitokinin berpengaruh luas pada proses-proses fisiologis dalam tumbuhan.  Sitokinin terutama mampu mendorong pembelahan sel serta menghambat  proses penuaan pada tumbuhan utuh. Air kelapa juga mengandung  beberapa  jenis cyclitols yaitu myoinositol  dan sycloinositol.
Campbell (2003) menyatakan  bahwa inositol secara tersendiri tidak dapat mendorong  pertumbuhan  kalus wortel, tetapi bersama-sama  dengan fraksi air kelapa yang aktif, inositol dapat mendorong pertumbuhan kalus wortel. Inositol juga dapat mendorong pertumbuhan kalus tanaman lainnya jika ditambahkan auksin, kinetin dan vitamin.   Penemuan terakhir menunjukkan bahwa inositol ikut berperan di dalam proses metabolisme  penting yang berhubungan  dengan pernbelahan sel.
Harjadi (2009) menambahkan  bahwa inositol selain dijumpai dalam air kelapa juga banyak terdapat dalam beberapa jenis ikan dan buah arbei.
Auksin sebagaimana dinyatakan  oleh Lakitan (2011) dan Campbell (2003) mampu mendorong  pembesaran sel dan      bersama-sama  dengan etilen, gibberilin,  sitokinin dan ABA berperan penting dalam proses fisiologis tanaman.
Disamping mengandung beberapa komponen yang mempunyai aktifitas zat tumbuh, air kelapa juga mengandung sorbitol alam jumlah yang sangat banyak.  Sorbitol adalah bentuk reduksi dari glukosa dengan rumus bangun C6H14O6 (Harjadi, 2009).
Air kelapa juga mengandung  beberapa vitamin yaitu asam pantotenat, biotin, asam folat, riboflavin (B2), hiamin (Bl) dan pyridoxin  (B6).  Lakitan. B. (2011)  menjelaskan  bahwa asam pantetonat  adalah bagian dari koenzim A.  Biotin, asam folat/ vitamin B dan pyridoxin berperan penting dalam metabolisme  sel.
Air kelapa bila dibiarkan pada lingkungan luar akan mengalami perubahan kemasaman.   Hal ini disebabkan karena terjadi fermentasi karbohidrat,  khususnya glukosa.  Pada tahap awal glukosa akan difermentasikan  menjadi alkohol dan kemudian dirubah menjadi asam cuka (Harjadi, 2009).
Azwar (2008) menyatakan  alkohol termasuk senyawa basa lemah yang bila terurai akan melepaskan OH dengan pH 7 - 8.  Dalam konsentrasi  rendah, alkohol dapat mendorong pertumbuhan tanaman, tetapi dalam konsentrasi inggi justru bersifat menghambat pertumbuhan tanaman. dengan  demikian dalam air kelapa, alkohol dapat mendorong pertumbuhan tanaman pada saat awal fermentasi glukosa, kemudian akan menghambat  pertumbuhan  tanaman pada akhir fermentasi dimana saat itu alkohol terdapat dalam konsentrasi yang tinggi.  Sifat mampu mendorong pertumbuhan tanaman muncul kembali dengan terjadinya  perubahan alkohol menjadi asam cuka dimana saat itu tercapai kembali konsentrasi alkohol yang rendah.
Perubahan kemasaman yang terjadi pada air kelapa akan mempengaruhi  efektifitas kerja dari zat pengatur tumbuh yang dikandung.  Harjadi  (2009) menyatakan untuk efektifitasnya, zat pengatur tumbuh (ZPT) membutuhkan kondisi kemasaman yang optimal.
Penggunaan air kelapa sebagai media pertumbuhan telah dikenal luas dan terbukti mampu mendorong pertumbuhan tanaman dalam teknik kultur jaringan (Harjadi, 2009), sedangkan panelitian Simangunsong (1991) menunjukkan bahwa perendaman dalam air kelapa selama 6, 8, 12  dan 20 jam dapat merangsang  pertumbuhan setek lada dengan baik.
Terlihat pula bahwa pada semua perlakuan perendaman kecambah kakao pada awal pengamatan menunjukkan adanya pertumbuhan pertumbuhan yang tertekan.  Hal ini sesuai dengan pendapat             Cahyono (2010) yang menyatakan bahwa perkembangan akar kakao sangat dipengaruhi oleh keadaan air lingkungan yang ekstrim, dan menjadi pembatas penanaman kakao di daerah pantai.
dugaan lain adalah terjadi antagonisme  antara air kelapa dengan kotiledon kakao yang menyebabkan tertekannya pertumbuhan  bibit kakao pada awal pengamatan.
Keadaan bibit yang tertekan diduga mengurangi  atau bahkan menghambat penyerapan zat pengatur tumbuh yang terkandung dalam air kelapa serta translokasinya  ke daerah kegiatan penelitian.

                                                                                   V.        KESIMPULAN DAN SARAN


A.    KESIMPULAN
Berdasarkan hasil dan pembahasan maka didapatkan kesimpulan bahwa perendaman kecambah kakao dalam air kelapa selama 6 jam memberikan hasil rata-rata lebih baik terhadap terhadap  jumlah daun, tinggi tanaman diameter batang dan panjang akar pada bibit kakao.
B.   SARAN
Perlu dilakukan penelitian yang sama dengan pengamatan  yang lebih lama untuk mengetahui  Iebih Ianjut pengaruh dari zat pengatur tumbuh yang terdapat dalam air kelapa.




















LAMPIRAN